Siapa yang tidak mengenal kata sampah, kata sampah sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Sampah ialah limbah, yang sudah tidak digunakan atau dibuang oleh pemiliknya. Dan boleh dikatakan kita setiap hari berhadapan dengan yang namanya sampah. Di lingkungan rumah tangga, tempat bekerja maupun di tempat-tempat umum sering kita jumpai sampah sebagai benda yang tidak digunakan lagi. Sampah dalam jumlah besar biasanya datang dari kegiatan industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya dari kegiatan pertambangan dan buangan pabrik (manufaktur).
Bila
tidak dikelola dengan baik, sampah akan berbahaya bagi kesehatan manusia.
Seperti kita ketahui, tempat sampah sering menjadi tempat yang menyenangkan
bagi hewan penyebar penyakit, seperti lalat, nyamuk, tikus, dan kecoa. Selain
itu, sampah yang dibuang sembarangan, misalnya ke dalam selokan atau sungai,
akan menghambat jalannya aliran air. Sampah tersebut bertumpuk sehingga aliran
air selokan atau sungai tersumbat. Ketika curah hujan tinggi dan berlangsung
lama, akan mengakibatkan banjir.
Namun,
tidak semua sampah tidak berguna. Beberapa jenis sampah masih dapat diolah
sehingga memiliki nilai ekonomi atau kegunaan lain bagi manusia. Untuk itu,
kita perlu memiliki
pemahaman
tentang sampah dan bagaimana mengelolanya agar berguna.
Salah
satu bentuk pengelolaan sampah adalah pembuatan pupuk kompos. Pembuatan pupuk
kompos dapat mengurangi masalah sampah sekaligus menciptakan nilai ekonomi dari
sampah.
Ada
berapa jenis sampah?
Berdasarkan
sifatnya sampah dibagi menjadi :
A. Sampah organik - dapat diurai (degradable)
B.
Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)
Berdasarkan
sumbernya, jenis sampah dibagi menjadi :
* Sampah Alam
* Sampah Manusia
* Sampah Konsumsi
* Sampah Nuklir
* Sampah Industri
*
Sampah Pertambangan
Bagaimana
cara menangani sampah?
1.
Dipilah
Yaitu
memisahkan antara sampah yang mudah membusuk dan sampah yang tidak mudah atau
sulit membusuk.
2.
Dibuat kompos:
setelah
dipilah, sampah yang mudah busuk seperti bekas makanan dan sayur-sayuran dapat
diolah menjadi pupuk kompos;
3.
Didaur ulang:
Adapun
sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik atau kertas, dapat diolah
menjadi barang yang dapat digunakan kembali atau dijual.
Apa
saja ciri kompos yang baik?
Kompos
yang baik memiliki beberapa ciri sebagai berikut :
@ Berwarna coklat tua hingga hitam mirip
dengan warna tanah,
@ Tidak larut dalam air, meski sebagian
kompos dapat membentuk suspensi,
@ Nisbah C/N sebesar 10 – 20, tergantung
dari bahan baku dan derajat kelembapan.
@ Berefek baik jika diaplikasikan pada
tanah,
@
Suhunya kurang lebih sama dengan suhu lingkungan, dan tidak berbau
Pengomposan
adalah
proses di mana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya
oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.
Asal limbah/sampah
|
Bahan
|
1. Pertanian
|
|
Limbah dan residu/sisa
tanaman
|
Jerami dan sekam padi, gulma,
batang dan tongkol jagung, semua bagian vegetatif tanaman, batang pisang dan
sabut kelapa
|
Limbah & residu ternak
|
Kotoran padat, limbah ternak
cair, limbah pakan ternak, cairan biogas
|
Tanaman air
|
Azola, ganggang biru, enceng
gondok, gulma air
|
2. Industri
|
|
Limbah padat
|
Serbuk gergaji kayu, blotong,
kertas, ampas tebu, limbah kelapa sawit, limbah pengalengan makanan dan
pemotongan hewan
|
Limbah cair
|
Alkohol, limbah pengolahan
kertas, ajinomoto, limbah pengolahan minyak kelapa sawit
|
3. Limbah rumah tangga
|
|
Tinja, urin/air seni, sampah rumah tangga dan sampah
kota
|
Bagaimana
cara membuat kompos?
Tahapan
pengomposan
Secara
rinci adalah:
1. Pemilahan Sampah
* Pada tahap ini dilakukan pemisahan
sampah organik dari sampah an-organik (barang lapak dan barang berbahaya).
Pemilahan harus dilakukan dengan teliti karena akan menentukan kelancaran
proses dan mutu kompos yang dihasilkan.
2. Pengecil Ukuran
* Pengecil ukuran dilakukan untuk
memperluas permukaan sampah, sehingga sampah dapat dengan mudah dan cepat
didekomposisi menjadi kompos
3. Penyusunan Tumpukan
*
Bahan organik yang telah melewati tahap pemilahan dan pengecil ukuran kemudian
disusun menjadi tumpukan.
*Desain penumpukan yang biasa digunakan
adalah desain memanjang dengan ukuran panjang x lebar x tinggi = 2m x 12m x
1,75m.
* Pada tiap tumpukan dapat diberi
terowongan bambu (windrow) yang berfungsi mengalirkan udara di dalam tumpukan.
4. Pembalikan
* Pembalikan dilakuan untuk membuang
panas yang berlebihan, memasukkan udara segar ke dalam tumpukan bahan, gunanya
untuk meratakan proses pelapukan di setiap bagian tumpukan, meratakan pemberian
air, serta membantu penghancuran bahan menjadi partikel kecil-kecil.
5. Penyiraman
* Pembalikan dilakukan terhadap bahan
baku dan tumpukan yang terlalu kering (kelembaban kurang dari 50%).
* Secara manual perlu tidaknya
penyiraman dapat dilakukan dengan memeras segenggam bahan dari bagian dalam
tumpukan.
* Apabila pada saat digenggam dan
diperas tidak mengeluarkan air, maka tumpukan sampah harus ditambahkan air.
Sedangkan jika sebelum diperas sudah keluar air, maka tumpukan terlalu basah
oleh karena itu perlu dilakukan pembalikan.
6. Pematangan
*
Setelah pengomposan berjalan antara 30 hingga 40 hari, suhu tumpukan akan
semakin menurun hingga mendekati suhu ruangan atau suhu di tempat.
7. Penyaringan
* Penyaringan dilakukan untuk memperoleh
ukuran butiran partikel kompos sesuai dengan kebutuhan serta untuk memisahkan
bahan-bahan yang tidak dapat dikomposkan yang lolos dari proses pemilahan di
awal proses.
* Bahan yang belum terkomposkan
dikembalikan ke dalam tumpukan yang baru, sedangkan bahan yang tidak
terkomposkan dibuang sebagai residu.
8. Pengemasan dan Penyimpanan
* Kompos yang telah disaring dikemas
dalam kantung sesuai dengan kebutuhan pemasaran.
* Kompos yang telah dikemas disimpan dalam
gudang yang aman dan terlindung dari kemungkinan tumbuhnya jamur dan tercemari
oleh bibit jamur dan benih gulma atau benih lain yang tidak diinginkan yang
mungkin terbawa oleh angin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar